“Bagaimana nantinya kita bisa membuat forum komunikasi antara wartawan dengan Pemerintah Desa,” kata Fahruddin dalam sambutannya.
Fahruddin menyampaikan, Forum komunikasi antara pemerintah desa dengan wartawan, secara teknis bisa diskusikan kembali. Apakah dalam bentuk coffe morning, kegiatan sosial atau dalam bentuk kegiatan lainnya.
Yang pasti, kata Fahruddin, media adalah mitra membangun desa. Media juga bisa mengontrol serta mengingatkan kepada pemerintah desa saat menjalankan program kemasyarakatan. Sehingga terhindar dari kekeliruan yang dapat merugikan perangkat desa maupun warga desa itu sendiri.
Raker juga dihadiri oleh Ketua Korwil Forum Pers Independent Indonesia (FPII), Labuhanbatu Marhite Rajagukguk dan Sekretarisnya, Lilik Panjaitan.
Kedua petinggi organisasi FPII di Labuhanbatu itu memberikan arahan serta paparan bagi keberlangsungan organisasi sesuai tema diusung.
Sesi tanya jawab berlangsung hangat dan harmonis. Tiap peserta perwakilan dari masing-masing Kabupeten : Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara diberi kesempatan yang sama.
Hingga akhir diskusi raker berjalan sukses dan menetapkan keputusan bersama, bahwa solidaritas adalah kunci penting dalam organisasi.
Memasuki ujung acara, Penasihat Hukum FPII Labuhanbatu, Asri Tarigan, SH berkesempatan memberikan pemaparan perihal aturan yang berlaku dalam menjalankan tugas profesi sebagai jurnalis.
Ia juga mengingatkan bagi wartawan yang tergabung dalam FPII Labuhanbatu, Sumut tenang pentingnya meningkatkan kemampuan atau skill seorang jurnalis.
“Karena kualitas akan menentukan nilai,” pesan Asri Tarigan dalam arahannya.(rls)
Sumber ;FPII Labura