BBKSDA Riau Sebut Penampakan Harimau di Siak Bukan Akibat Konflik

Daerah, Pekanbaru1,543 views

PEKANBARU,LIPUTANREDAKSI.COM – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau mamastikan kasus penampakan harimau Sumatera di kawasan organisasi penduduk di wilayah Kabupaten Siak, saat ini sudah menurun. Meski demikian masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Demikian disampaikan Kepala BBKSDA Riau Jenderal Suhefti Hasibuan, melalui Kabid Wilayah II, Mustafa, Senin (5/2/2024). Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa memicu hadirnya ”Si Raja Hutan” tersebut karena kekhawatiran bisa kembali menimbulkan kegemparan di tengah masyarakat.

“Saat ini penampakan harimau Sumatera seperti yang sempat terjadi beberapa waktu lalu khususnya di Siak, sudah tidak ada lagi. Kita harap kondisinya tetap seperti ini. Yang terakhir kami sempat menerima laporan dari Mengkaoan,” ujarnya.

Dikatakan Mustafa, kasus penampakan harimau di Siak sejauh ini belum bisa dikatakan sebagai konflik. Karena tidak ada kepentingan yang berbenturan dalam kasus tersebut. Memang dari laporan masyarakat ada yang diterima, menyebutkan Si Belang yang berkeliaran di tengah pemukiman.

Di satu sisi, memutuskan untuk menilai kondisi itu wajar, mengingat hutan di Siak merupakan salah satu habitat harimau sejak dahulu kala. Saat ini diperkirakan binatang yang dilindungi itu berada di sejumlah kawasan konservasi sehingga aman dan tidak bersentuhan dengan manusia.

Sejauh ini, pihak BBKSDA Riau terus melakukan upaya agar kasus penampakan harimau tidak terulang lagi. Di antaranya dengan melakukan sosialisasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam hal ini masyarakat diminta tidak melakukan aksi perburuan babi, kijang, dan lainnya. Khususnya di kawasan yang diperkirakan sebagai tempat bermukimnya Harimau Sumatera.

Hal itu mengingat hewan-hewan itu adakah buruannya harimau. Selama binatang buruannya masih tersedia di hutan, harimau tidak akan muncul di tengah pemukiman masyarakat. Kecuali mangsanya sudah habis, tentu ia akan keluar lagi lebih jauh untuk berburu, termasuk ke kawasan yang ada manusia,” katanya lagi.

Baca Juga:  Wadanramil 01/Siak Pantau Lansung Kegiatan Pendistribusian Logistik Pemilu di Kantor LAM Siak

Selain itu, mengeluarkan juga imbauan yang melarang menggunakan jerat dalam berburu. “Karena jerat ini bukan saja binatang, manusia yang lengah juga bisa menjadi korban,” ingatnya.

Tak hanya itu, patroli juga rutin dilakukan. Khususnya di kawasan yang dinilai rawan. “Ini merupakan antisipasi sekaligus. Terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya. (lrs/bgs)

 

Sumber: MCRiau









Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *