“Dia lupa bahwa tanpa wartawan dan LSM, kebusukan di pemerintahan akan semakin parah. Atau mungkin justru itu yang dia inginkan? Agar korupsi dan ketidakadilan terus berjalan tanpa ada yang mengawasi?” sindirnya tajam.
Kemarahan para jurnalis dan aktivis LSM kini semakin membesar. Mereka tidak hanya menuntut permintaan maaf, tetapi juga mendesak agar Presiden Prabowo mempertimbangkan posisi Yandri Susanto sebagai Menteri.
“Jika bapak Presiden Prabowo,membiarkan pejabat seperti ini terus berkuasa, maka itu sama saja dengan merestui penghinaan terhadap pers dan masyarakat sipil. Orang seperti Yandri tidak pantas duduk di kursi pemerintahan. Mundur atau dipecat, itu pilihannya!” ujar seorang aktivis LSM yang enggan disebutkan namanya.
Kini, publik menunggu apakah Yandri Susanto akan bertanggung jawab atas ucapannya atau justru berlindung di balik kekuasaannya. Jika ia tetap diam, maka semakin jelas bahwa pejabat seperti dia tidak lebih dari simbol kesombongan dan anti-demokrasi di negeri ini!(***)